Tensura Volume 9 Part 6: Suna Marah Besar Karena Masakannya Dihina, Diablo Ingin Membantai Party Masayuki

Frey berkata, Lantas bagaimana denganmu Carrion? Apanya yang lucu? Bisakah kau menjelaskannya dengan jelas biar aku mengerti? Saking kuatnya, cakar Frey yang mencengkram kepala Carrion itu pun hingga menimbulkan suara retakan di kepala Carrion.

Dan tentunya, Carrion saat ini merasakan rasa sakit yang sungguh luar biasa di kepalanya. Carrion yang kesakitan itu pun berkata, T-t-t-tunggu, ini sungguh menyakitkan, aku menyesal, to-t-t-tolong maafkan diriku Frey.

Frey kemudian menatap Milim dengan berkata, Apakah kau melihat ini Milim? Kau harus meminta maaf ketika melakukan kesalahan. Melihat tatapan Frey tersebut, Milim pun langsung ketar-ketir dan menuruti perkataan Frey tersebut.

Milim berkata, Ba-ba-baiklah, daripada membuat kesalahan, Milim lebih memilih untuk tidak membuat Frey marah. Gumam Milim Setelah keributan itu selesai.

Suna Mengamuk, Masakannya Dihina Middray

Suna telah datang ke acara perjamuan dengan membawa beraneka macam hidangan lagi. Hidangan-hidangan itu pun dibagikan di setiap meja di sana.

Suna Mengamuk, Masakannya Dihina Middray

Melihat hidangan yang lezat tersebut, Milim kemudian berkata kepada Suna, Aku mengadalkanmu Suna-chan, Middray benar-benar keras kepala. Dia mengharapkan hidangan langsung dari surga.

Suna pun tersenyum dan menjawab, Aku mengerti Milim sama, silahkan dinikmati makanannya.

Jadi gini pak, Middray adalah orang yang sangat fanatik terhadap budaya nenek moyang para pemuja naga. Middray sangat menolak keras terhadap segala bentuk olahan makanan yang disebut masakan. Bagi mereka, tidak akan memasak seperti merebus, mengupas, dan mencampur bahan-bahan terhadap buah-buahan atau sayuran itu adalah sebuah penghinaan terhadap karunia alam.

Bagi Middray, buah-buahan atau sayur-sayuran seharusnya dimakan secara mentah-mentah saja. Dan karena itulah, Milim sangat kesal dengan Middray. Dengan pola pikir Middray tersebut, Milim tak bisa merasakan makanan yang lezat selama ini.

Dan mumpung saat ini Milim bersama Middray berada di Tempest, Milim ingin mengubah pola pikir Middray terhadap sebuah masakan. Milim ingin menunjukkan, seberapa lezat sebuah hidangan setelah diolah dan dimasak.

Namun pada saat ini, begitu hidangan mewah itu dihadapkan di meja Milim, Middray langsung mengkritik makanan tersebut tanpa mencobanya sedikit pun.

Middray berkata, ini benar-benar sangat tak menyenangkan Raja Iblis Rimuru Sama. Ini adalah sebuah penghinaan terhadap karunia alam.

Hah, penghinaan katamu? Tanya Rimuru.

Middray kemudian melihat hidangan daging di depannya dan berkata, Hmm, apa yang sebenarnya kau lakukan? Memanggang daging memang tak apa, tetapi, jika kau menodai daging itu dengan menuangkan cairan tak dikenal di atasnya, itu benar-benar menjijikkan. Perbuatan ini benar-benar menjijikkan. Middray pun terus mengkritik hidangan-hidangan lainnya, dengan berteriak sambil melototi Rimuru dengan marah.

Di satu sisi, Milim terlihat sangat khawatir. Milim kemudian berkata kepada Rimuru bahwa ia juga tak menyangka jika Middray benar-benar keras kepala seperti ini. Milim pun menyarankan, agar Rimuru menyediakan tempat terpisah untuk Middray agar tak mengganggu para tamu lainnya.

Namun di satu sisi, ada orang yang tak bisa menerima ocehan Middray tersebut. Suna yang mendengar ocehan Middray itu pun langsung menatap Middray dengan senyum menakutkan. Dan…

Bang! Suara keras menggema di ruang tamu. Suna tiba-tiba membanting meja dengan keras tepat di hadapan Middray. Dan tentunya itu membuat Middray dan semua orang di sana sangat terkejut.

Bahkan Middray berkata, Ah, apa, apa yang kamu lakukan?

Tutup mulutmu, jawab Suna dengan keras. Suna kemudian mengambil semangkuk sup dan menyerahkannya kepada Middray.

Suna berkata, lihatlah sup ini. Ada banyak bahan-bahan di dalamnya kan?

Tapi di satu sisi, Middray terlihat bingung dan tak mengerti apa yang dilakukan Suna tersebut. Suna kemudian menjelaskan makna filosofi di balik sup tersebut.

Bagikan:

Leave a Comment

Leave a Comment